5 Rujukan Puisi Himne Bahasa Indonesia
Himne yaitu salah satu genre dalam puisi yang sering muncul di masa kerajaan terbesar di dunia menyerupai Yunani dan Romawi. Karena pada masa itu himne dianggap sesuatu yang sakral.
Kemudian puisi himne terus berkembang selama berabad-abad setelahnya sampai sekarang. Puisi himne yaitu puisi yang berisi kebanggaan kepada Tuhan, dewa, pahlawan, serta cinta kepada tanah air. Kata himne atau hymn berasal dari bahasa Yunani “hymnos” yang berarti “lagu pujian/gita puja”. Himne umum dipakai sebagai puisi religius dan do’a kepada Tuhan YME. Selain itu juga berisi kebanggaan terhadap seseorang yang berjasa menyerupai guru dan lain-lain.
Tanpa basa-basi lagi, ini ia contoh-contoh puisi himne untuk Anda.
1. Adaku Tiada
Allah, saya kesepian.
Dalam sendiriku, yang ada Engkau saja,
Di mana aku, tak perlu lagi ditanya.
Di mana Engkau, tak usah lagi dijawab
Dalam sendiriku, yang ada Engkau saja,
Di mana aku, tak perlu lagi ditanya.
Di mana Engkau, tak usah lagi dijawab
Sepiku Sendiri-Mu, Sepi-Mu sendiriku.
Allah, saya sunyi.
Dalam diamku, tiada ucapan selain Nama-Mu.
Tak ada yang sentuh heningku, jangkau Sepi-Mu.
Aku dalam selaput Rahasia Dikau.
Dalam diamku, tiada ucapan selain Nama-Mu.
Tak ada yang sentuh heningku, jangkau Sepi-Mu.
Aku dalam selaput Rahasia Dikau.
Allah, saya sedih.
Dalam pedihku, perpisahan kuratapi.
Dalam perihku, perjumpaan kudambai.
Duka ini abadi, luka ini semakin jadi.
Dalam pedihku, perpisahan kuratapi.
Dalam perihku, perjumpaan kudambai.
Duka ini abadi, luka ini semakin jadi.
Kurindu rindu-Mu, kucinta Cinta-Mu.
Allah, saya binasa.
Daku tiada ada selain sirna.
Diriku lenyap, Diri-Mu senyap.
Musnah sudah segala wajah.
Daku tiada ada selain sirna.
Diriku lenyap, Diri-Mu senyap.
Musnah sudah segala wajah.
Maha Agung Engkau Paduka,
Zat Yang Awal Kekal Ada.
Zat Yang Awal Kekal Ada.
Solo, 22 Januari 2009.
Chandra Malik, Asal Muasal Pelukan, (Yogyakarta, Bentang Pustaka:2016), hlm.84-85
2. Do’a
Tuhan kami
Telah nista kami dalam dosa bersama
Bertahun membangun kultus ini
Dalam pikiran yang ganda
Dan menutupi hati nurani
Ampunilah kami
Ampunilah
Amiin
Tuhan kami
Telah terlalu gampang kami
Menggunakan asmaMu bertahun di negeri ini
Semoga Kau rela mendapatkan kembali
Kami dalam barisanMu
Ampunilah kami
Ampunilah
Amiin
Telah nista kami dalam dosa bersama
Bertahun membangun kultus ini
Dalam pikiran yang ganda
Dan menutupi hati nurani
Ampunilah kami
Ampunilah
Amiin
Tuhan kami
Telah terlalu gampang kami
Menggunakan asmaMu bertahun di negeri ini
Semoga Kau rela mendapatkan kembali
Kami dalam barisanMu
Ampunilah kami
Ampunilah
Amiin
Karya : Taufik Ismail
3. Karena Kasihmu
Karena kasihmu
Engkau tentukan waktu
Sehari lima kali kita bertemu
Aku anginkan rupamu
Kulebihi sekali
Sebelum cuaca menali sutera
Berulang-ulang kuintai-intai
Terus menerus kurasa-rasakan
Sampai kini tiada tercapai
Hasrat sukma idaman badan
Pujiku dikau laguan kawi
Datang turun dari datuku
Diujung pengecap engkau letakkan
Piatu teruna di tengah gembala
Sunyi sepi pitunang Poyang
Tadak meretak dendang dambaku
Layang lagu tiada melangsing
Haram gemerencing genta rebana
Hatiku, hatiku
Hatiku sayang tiada bahagia
Hatiku kecil berduka raya
Hilang ia yang dilihatnya
Karya : Amir Hamzah
4. Persetujuan Dengan Bung Karno
Ayo! Bung Karno kasih tangan, mari kita bikin janji
Aku sudah cukup usang dengan bicara mu
Dipanggang di atas api mu
Digarami lautmu dari mulai tanggal 17 Agusutus 1945
Aku sudah cukup usang dengan bicara mu
Dipanggang di atas api mu
Digarami lautmu dari mulai tanggal 17 Agusutus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku kini api, Aku kini laut
Bung Karno! Kau dan saya satu zat satu urat
Di zat mu, di zat ku kapal-kapakl kita berlayar
Di urat mu, di urat ku kapal-kapal kita bertolak dan berlabuh
Aku kini api, Aku kini laut
Bung Karno! Kau dan saya satu zat satu urat
Di zat mu, di zat ku kapal-kapakl kita berlayar
Di urat mu, di urat ku kapal-kapal kita bertolak dan berlabuh
Karya : Chairil Anwar
5. Sajak Seorang Tua Tentang Bandung Lautan Api
Bagaimana mungkin kita bernegara
Bila tidak bisa mempertahankan wilayahnya
Bagaimana mungkin kita berbangsa
Bila tidak bisa mempertahankan kepastian hidup
bersama ?
Itulah sebabnya
Kami tidak ikhlas
menyerahkan Bandung kepada tentara Inggris
dan hasilnya kami bumi hanguskan kota tercinta itu
sehingga menjadi lautan api
Kini batinku kembali mengenang
udara panas yang bergetar dan menggelombang,
busuk asap, busuk keringat
bunyi ledakan dipantulkan mega yang jingga, dan kaki
langit berwarna kesumba
Bila tidak bisa mempertahankan wilayahnya
Bagaimana mungkin kita berbangsa
Bila tidak bisa mempertahankan kepastian hidup
bersama ?
Itulah sebabnya
Kami tidak ikhlas
menyerahkan Bandung kepada tentara Inggris
dan hasilnya kami bumi hanguskan kota tercinta itu
sehingga menjadi lautan api
Kini batinku kembali mengenang
udara panas yang bergetar dan menggelombang,
busuk asap, busuk keringat
bunyi ledakan dipantulkan mega yang jingga, dan kaki
langit berwarna kesumba
Kami berlaga
memperjuangkan kelayakan hidup umat manusia.
Kedaulatan hidup bersama yaitu sumber keadilan merata
yang bisa dialami dengan nyata
Mana mungkin itu bisa terjadi
di dalam penindasan dan penjajahan
Manusia mana
Akan membiarkan keturunannya hidup
tanpa jaminan kepastian ?
memperjuangkan kelayakan hidup umat manusia.
Kedaulatan hidup bersama yaitu sumber keadilan merata
yang bisa dialami dengan nyata
Mana mungkin itu bisa terjadi
di dalam penindasan dan penjajahan
Manusia mana
Akan membiarkan keturunannya hidup
tanpa jaminan kepastian ?
Hidup yang disyukuri yaitu hidup yang diolah
Hidup yang diperkembangkan
dan hidup yang dipertahankan
Itulah sebabnya kami melawan penindasan
Kota Bandung berkobar menyala-nyala tapi kedaulatan
bangsa tetap terjaga
Hidup yang diperkembangkan
dan hidup yang dipertahankan
Itulah sebabnya kami melawan penindasan
Kota Bandung berkobar menyala-nyala tapi kedaulatan
bangsa tetap terjaga
Kini saya sudah tua
Aku terjaga dari tidurku
di tengah malam di pegunungan
Bau apakah yang tercium olehku ?
Aku terjaga dari tidurku
di tengah malam di pegunungan
Bau apakah yang tercium olehku ?
Apakah ini busuk asam medan laga tempo dulu
yang dibawa oleh mimpi kepadaku ?
Ataukah ini busuk limbah pencemaran ?
yang dibawa oleh mimpi kepadaku ?
Ataukah ini busuk limbah pencemaran ?
Gemuruh apakah yang saya dengar ini ?
Apakah ini deru usaha masa silam
di tanah periangan ?
Ataukah gaduh hidup yang rusuh
lantaran dikhianati ilahi keadilan.
Aku terkesiap. Sukmaku gagap. Apakah aku
dibangunkan oleh mimpi ?
Apakah saya tersentak
Oleh satu kode kehidupan ?
Di dalam kesunyian malam
Aku menyeru-nyeru kamu, putera-puteriku !
Apakah yang terjadi ?
Apakah ini deru usaha masa silam
di tanah periangan ?
Ataukah gaduh hidup yang rusuh
lantaran dikhianati ilahi keadilan.
Aku terkesiap. Sukmaku gagap. Apakah aku
dibangunkan oleh mimpi ?
Apakah saya tersentak
Oleh satu kode kehidupan ?
Di dalam kesunyian malam
Aku menyeru-nyeru kamu, putera-puteriku !
Apakah yang terjadi ?
Darah teman-temanku
Telah tumpah di Sukakarsa
Di Dayeuh Kolot
Di Kiara Condong
Di setiap jejak medan laga. Kini
Kami tersentak,
Terbangun bersama.
Putera-puteriku, apakah yang terjadi?
Apakah kau bisa menjawab pertanyaan kami ?
Telah tumpah di Sukakarsa
Di Dayeuh Kolot
Di Kiara Condong
Di setiap jejak medan laga. Kini
Kami tersentak,
Terbangun bersama.
Putera-puteriku, apakah yang terjadi?
Apakah kau bisa menjawab pertanyaan kami ?
Wahai teman-teman seperjuanganku yang dulu,
Apakah kita masih sama-sama setia
Membela keadilan hidup bersama
Apakah kita masih sama-sama setia
Membela keadilan hidup bersama
Manusia dari setiap angkatan bangsa
Akan mengalami ketika tiba-tiba terjaga
Tersentak dalam kesendirian malam yang sunyi
Dan menghadapi pertanyaan jaman :
Apakah yang terjadi ?
Apakah yang telah kau lakukan ?
Apakah yang sedang kau lakukan ?
Dan, ya, hidup kita yang fana akan memiliki makna
Dari tanggapan yang kita berikan.
Akan mengalami ketika tiba-tiba terjaga
Tersentak dalam kesendirian malam yang sunyi
Dan menghadapi pertanyaan jaman :
Apakah yang terjadi ?
Apakah yang telah kau lakukan ?
Apakah yang sedang kau lakukan ?
Dan, ya, hidup kita yang fana akan memiliki makna
Dari tanggapan yang kita berikan.
Sajak-sajak : Rendra, Sutardji Calzoum Bachri pada Hari Kebangkitan Nasional 1990 (http://zhuldyn.wordpress.com)
Cukup sekian contoh-contoh puisi himne yang saya sajikan di artikel kali ini. Semoga bisa menambah wawasan Anda. Terima kasih.
Sumber https://borneosembilandua.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar