7 Fauna Langka Khas Indonesia



Indonesia, dikenal sebagai negara dengan bermacam-macam jenis binatang yang unik dari ujung barat hingga ujung timurnya. Iklim tropis menjadikannya habitat yang cocok untuk berkembang biak hewan, baik di darat maupun di laut. Namun, sayangnya di masa kini, banyak dari hewan-hewan unik itu menjadi langka dan hampir punah.
Hal itu disebabkan oleh keserakahan insan yang ingin menguasai sumber daya alam demi laba semata.  

Daerah orisinil tempat berkembang biak binatang orisinil Indonesia disebut tempat Wallacea (Indonesia Tengah) mencakup pulau Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara hingga Halmahera. Sebelah barat terdapat Dangkalan Sunda (Kalimantan, Sumatera & Jawa), pernah satu daratan dengan wilayah negara Asia Tenggara. Di sebelah timur terdapat Dangkalan Sahul (Papua), pernah satu daratan dengan Australia.

Berbeda dari tempat Wallacea, jenis binatang di kedua tempat ini mempunyai kesamaan dengan masing-masing benua yang pernah satu daratan tersebut. Meskipun sama tapi masih ada karakteristik yang membedakannya. Tapi, hewan-hewan yang sejatinya orisinil Indonesia banyak yang berada di garis Wallace di Indonesia Tengah.      

Tanpa panjang lebar lagi, sesuai dengan judul artikel di atas, berikut ini beberapa hewan-hewan orisinil Indonesia yang langka tersebut. Sebagian dari fauna tersebut bahkan sudah diakui oleh dunia, mari kita simak.

1.  Komodo (Pulau Komodo)
 
 
Komodo sedang berjalan di pantai.
   Komodo yaitu spesies kadal terbesar orisinil Indonesia yang sudah diakui oleh dunia. Mereka telah hidup selama berjuta-juta tahun, sering disebut sebagai naga lantaran sangat ganas dan agresif. Konon, tubuhnya yang besar itu lantaran “gigantisme pulau”, yaitu suatu tanda-tanda pembesaran makhluk hidup tertentu lantaran tidak adanya predator dan metabolisme badan yang lambat.

   Tubuhnya ibarat biawak diberi steroid, kekar dengan ekor tebal ibarat batang pohon. Mereka bisa melihat mangsa dari jarak 300 m, tapi tidak di malam hari. Lidahnya bercabang dua dan menjadi semacam sensor ibarat pada ular. Air liurnya menyimpan racun dan basil mematikan, membunuh mangsa dengan cepat lewat luka dari gigitannya.

    Saat makan mereka akan berkumpul, melahap semua serpihan dari badan mangsa hingga tulang-tulangnya. Proses pencernaan mereka sangat lambat dan hanya makan sebanyak 12 kali dalam setahun. Habitat mereka berada di Pulau Komodo yang dikelilingi pantai dan berpasir, cocok dengan kebiasaan berjemur mereka. Populasi komodo ketika ini sangat rentan dan menjadi binatang paling dilindungi.

2.  Burung Cendrawasih (Papua)
 
mongabay.co.id
    Cendrawasih sering menerima sebutan “burung surga” lantaran keindahan bulu-bulu yang dimilikinya. Burung cendrawasih banyak warnanya, ada yang kuning, merah, biru, oranye, putih dan lain-lain. Secara umum cendrawasih punya bulu ekor indah yang panjang hampir menutupi kakinya, sebagian jenis ada yang tidak.

    Ritual kawin mereka cukup unik dan rumit, para jantan berkumpul di hadapan sang betina kemudian menari-nari dan bersaing siapa yang paling cantik dilihat. Bila beruntung, si jantan pergi dengan sang betina ke tempat yang sudah disiapkan.

    Makanan utama cendrawasih yaitu serangga, tapi mereka juga bahagia makan buah-buahan yang menyimpan nektar dalam jumlah banyak. Tidak jarang pula mereka makan banyak sekali jenis artropoda ibarat kepiting dan binatang bercangkang lainnya.

    Pada kurun ke- 19 dan 20, ajakan akan bulu-bulu cendrawasih sudah kelewat batas. Penangkapan burung cendrawasih masih belum dianggap ilegal. Dan ketika ini, burung cendrawasih sangat dilindungi dan perburuan dibatasa hanya untuk penduduk setempat pada ketika perayaan tertentu saja.

3.  Burung Maleo
 
Maleo sedang menggali pasir yang panas.
     Sebagai binatang endemik Sulawesi yang hampir punah, burung maleo menjadi salah satu fauna yang dilindungi dan dihentikan diburu. Maleo yaitu homogen burung gosong yang tinggal di tempat panas, ibarat pantai tropis dan tanah vulkanis. Mereka menggali tanah dan pasir yang panas hingga cukup dalam, kemudian mengubur telur-telurnya. Saat menetas, si anak akan keluar dengan menggali pasir kemudian berlari ke dalam hutan.

    Telur burung maleo berukuran lima kali lebih besar daripada telur ayam biasa, didominasi oleh kuning telur. Ukuran badan maleo kecil yang membantu mereka berlari kencang. Selama hidupnya, burung maleo binatang yang setia dan hanya punya satu pasangan. Sumber masakan mereka bervariasi, dari buah, biji-bijian, serangga, dan binatang tak bertulang belakang.

    Tingkat populasi mereka berada pada status terancam punah lantaran banyak penduduk setempat menyukai daging burung maleo dan sering mengambil telur-telurnya.

4.  Tarsius (Sulawesi)
 
Seekor tarsius bersantai di pohon.
    Hewan tarsius atau tarsier bertampang ibarat lemur, dengan mata besar khas, bertubuh kecil dengan ekor yang sangat panjang. Jari-jari tangan dan kakinya juga memanjang, cocok untuk memanjat pohon. Bulu-bulu di badan mereka sangat lembut dan terasa ibarat beludru. Mereka termasuk binatang nokturnal, yang beraktivitas di malam hari.

   Tarsius sangat lihai berpindah dari satu pohon ke pohon yang lain untuk menangkap mangsa. Makanan utama mereka yaitu serangga, tapi banyak juga yang suka memangsa hewan-hewan kecil (burung, ular, kadal, kelelawar). Meski ibarat dengan lemur dan monyet, tapi tarsius yaitu spesies tersendiri, beda dengan hewan-hewan itu.

    Masa kehamilan dari tarsius betina sekitar enam bulan hingga melahirkan bayi yang sudah berbulu. Satu hari sesudah dilahirkan, bayi tarsius sudah bisa untuk memanjat pohon. Lewat dari satu tahun, bayi tersebut akan menjadi tarsius dewasa.  

5.  Kadal Terbang / Flying Dragon (Kalimantan)
 
Membentangkan sayap ibarat naga.
   Sesuai namanya, wujud kadal ini sangat ibarat dengan naga berukuran kecil dan bersayap, disebut juga cecak terbang. Sayapnya terletak di antara tulang rusuk, yang bisa dibentangkan ketika terbang dan bisa dilipat ketika tak digunakan. Kadal terbang bisa menyeberangi pohon-pohon tinggi berjarak ratusan kaki.

   Panjang badan mereka bisa mencapai 20 mm, termasuk ekornya. Kulitnya berwarna cokelat hingga kehitaman atau abu-abu, ada referensi bercak-bercak di punggung. Warna sisi bawah dari sayap jantan berwarna biru dan yang betina berwarna kuning. Ada juga beberapa spesies mempunyai kantung di bawah dagunya, dari kuning cerah hingga abu-abu kebiruan.

Tubuh mereka yang pipih, sangat cocok dan aerodinamis ketika terbang. Ekor mereka yang kecil di ujung, bertindak ibarat kemudi untuk mengatur arah. Saat akan bertelur, yang betina akan turun ke tanah dan menggali lubang di tanah dengan moncongnya, kemudian menelurkan sekitar lima buah telur. Setelah dikubur, telur-telur dibiarkan hingga menetas sendiri dari dalam tanah. Makanan favorit para kadal terbang yaitu serangga, ibarat semut dan rayap.

6.  Anoa (Sulawesi)
 
Seekor anoa sedang berdiam diri.
    Anoa yaitu binatang ibarat kerbau tapi dengan ukuran badan kecil ibarat rusa bertanduk. Hewan orisinil Sulawesi ini disebut juga “kerbau kerdil”, telah menjadi maskot provinsi Sulawesi Tenggara. “Kerbau kerdil” ini bahagia hidup menyendiri, hanya disaat betina akan melahirkan gres mereka berkumpul, berbeda dengan kerbau atau sapi. Anoa sangat bahagia berendam di lumpur atau menceburkan diri ke air, mereka tak suka udara yang panas.

   Seperti herbivora lainnya, mereka suka masakan yang menyimpan air ibarat pakis, tunas-tunas pohon, buah-buahan jatuh hingga banyak sekali jenis umbi-umbian. Tapi, banyak juga dari mereka meminum air maritim bahkan bahagia menjilati garam-garam alami, mungkin untuk mencukupi kebutuhan akan mineral.

7.  Kucing Merah / pardofelis badia (Kalimantan)
 
Kucing merah liar yang ditangkap.
    Kucing merah yaitu kucing hutan khas tempat Kalimantan, tubuhnya diliputi oleh bulu warna merah, berekor panjang dan motif abjad “M” di kepalanya. Proporsi tubuhnya yang panjang sangat ibarat dengan kucing emas asia dan jaguar. Sayangnya, kucing kecil ini sudah di ambang kepunahan, hanya ada sedikit saja catatan mengenai mereka. Pada tahun 2007 tercatat sekitar kurang dari 2.500 ekor saja di alam liar. Adanya penebangan hutan besar-besaran dan praktik ilegal jual beli satwa liar, semakin membawa mereka pada kepunahan.

   Perilaku makan dan reproduksi mereka tidak pernah diketahui, hidup mereka sangat diam-diam dan populasinya sangat rendah. Habitat aslinya ada di pedalaman hutan Kalimantan, ada juga bukti mereka tinggal akrab sungai dan hutan rawa. Bukti-bukti perihal kucing merah borneo banyak disimpan di Sarawak dan Sabah, tempat Malaysia Timur.   

Sampai disini isu perihal 8 fauna langka khas Indonesia yang sudah terancam habitatnya oleh keserakahan manusia. Sudah menjadi kewajiban bagi kita semua dan pemerintah untuk menjaga kelangsungan hidup mereka.

Semoga menghibur dan memberi wawasan untuk Anda semua. Terima kasih.   

Sumber https://borneosembilandua.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manfaat Air Putih Bagi Kesehatan

Karakteristik Sastra Usang Dan Jenisnya

Daftar Istilah Masak-Memasak Bahasa Inggris