Contoh-Contoh Puisi Ode Dalam Bahasa Indonesia
Ada aneka macam pola puisi yang bisa dipakai untuk memuji dan menyanjung seseorang, sama halnya dengan puisi ode. Puisi ode fungsinya memang dibentuk untuk memuji-muji seseorang yang jago dan mempunyai jasa yang besar pada banyak orang. Kata ”ode” dalam bahasa Yunani berarti nyanyian alasannya pada masa kuno puisi ode ditampilkan dalam drama teater.
Ode ialah sebuah bentuk puisi dengan hukum metrum yang ketat (nada dan gayanya resmi), cantik dan penuh kata-kata sanjungan. Puisi ode dan himne dibawakan dengan cara yang sama yaitu dilagukan. Tapi bedanya himne lebih bernapaskan ketuhanan sedangkan ode untuk memuji seseorang atau bencana umum tertentu. Intinya, puisi ode dan himne ialah puisi puji-pujian yang tidak bisa dianggap remeh.
Berikut ini ada beberapa pola puisi ode untuk membantu Anda membedakannya dengan himne.
1. Ode I
Kutanya, jika kini saya berangkat
Kuberi pacarku peluk penghabisan yang berat
Aku besok bisa mati. Kemudian diam-diam
Aku mengendap di balik sendat kemerdekaan dan malam
Kuberi pacarku peluk penghabisan yang berat
Aku besok bisa mati. Kemudian diam-diam
Aku mengendap di balik sendat kemerdekaan dan malam
Malam begini beku, di manakah kawasan terindah
Buat hatiku yang terulur padamu megap dan megah
O, tanah
Tanahku yang gres terjaga
Buat hatiku yang terulur padamu megap dan megah
O, tanah
Tanahku yang gres terjaga
Malam begini sepi, di manakah kawasan terbaik
Buat peluru pistol di balik baju cabik
O, tanah di mana mesra terpendam rindu
Kemerdekaan yang mengembara ke mana saja
Buat peluru pistol di balik baju cabik
O, tanah di mana mesra terpendam rindu
Kemerdekaan yang mengembara ke mana saja
Ingin saya menyanyi kecil, tahu betapa tersandarnya
Engkau pada pilar derita, megap nafasku di gang tua
Menuju kubu musuh di kota sana
Aku tak sempat hitung langkahku bagi jarak
Engkau pada pilar derita, megap nafasku di gang tua
Menuju kubu musuh di kota sana
Aku tak sempat hitung langkahku bagi jarak
Mungkin pacarku ‘kan berpaling
Dari wajahku yang terpaku pada dinding
Tapi jam tua, betapa pelan detiknya kudengar juga
Di tengah malam yang masbodoh beku
Dari wajahku yang terpaku pada dinding
Tapi jam tua, betapa pelan detiknya kudengar juga
Di tengah malam yang masbodoh beku
Teringat betapa pernyataan sangat tebalnya
Coretan-coretan merah pada tembok tua
Betapa lemahnya jari untuk memetik bedil
Membesarkan hatimu yang gres terjaga
Coretan-coretan merah pada tembok tua
Betapa lemahnya jari untuk memetik bedil
Membesarkan hatimu yang gres terjaga
Kalau kini saya harus pergi, saya hanya tahu
Kawan-kawanku akan terus maju
Tak berpaling dari kenangan pada dinding
O, tanah, di mana kawasan yang terbaik buat hati dan jiwaku
Kawan-kawanku akan terus maju
Tak berpaling dari kenangan pada dinding
O, tanah, di mana kawasan yang terbaik buat hati dan jiwaku
Sihaloholistik, “Puisi-Puisi Toto Sudarto Bachtiar”,http://www.jendelasastra.com
2. Teratai
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai;
Tersembunyi kembang indah permai,
Tidak terlihat orang yang lalu.
Akarnya tumbuh di hati dunia,
Daun berseri Laksmi mengarang;
Biarpun ia diabaikan orang,
Seroja kembang gemilang mulia.
Teruslah, O Teratai Bahagia
Berseri di kebun Indonesia,
Biar sedikit penjaga taman.
Biarpun engkau tidak dilihat,
Biarpun engkau tidak diminat,
Engkau turut menjaga Zaman
Tumbuh sekuntum bunga teratai;
Tersembunyi kembang indah permai,
Tidak terlihat orang yang lalu.
Akarnya tumbuh di hati dunia,
Daun berseri Laksmi mengarang;
Biarpun ia diabaikan orang,
Seroja kembang gemilang mulia.
Teruslah, O Teratai Bahagia
Berseri di kebun Indonesia,
Biar sedikit penjaga taman.
Biarpun engkau tidak dilihat,
Biarpun engkau tidak diminat,
Engkau turut menjaga Zaman
Karya : Sanusi Pane
3. Puisi Untuk Para Pahlawan
Tak ada yang bisa kami berikan
Selain frasa ‘terima kasih’ yang kami ucapkan
Dari verbal dengan kesungguhan
Selain frasa ‘terima kasih’ yang kami ucapkan
Dari verbal dengan kesungguhan
Tak ada yang bisa kami lakukan
Selain memperingati jasa-jasa kalian
Dan berupaya dengan segenap kemampuan
Untuk menjaga kemerdekaan
Dan menghargai segala bentuk pejuangan
Yang kalian persembahkan
Dengan penuh rasa kesungguhan
Untuk negeri kita yang tercinta
Selain memperingati jasa-jasa kalian
Dan berupaya dengan segenap kemampuan
Untuk menjaga kemerdekaan
Dan menghargai segala bentuk pejuangan
Yang kalian persembahkan
Dengan penuh rasa kesungguhan
Untuk negeri kita yang tercinta
Tak ada yang bisa kami lakukan lagi selain itu
Terima kasih kami ucapkan untuk kalian
Para jagoan yang telah berpulang kepada Tuhan
Yang telah memperlihatkan segala kemampuan
Demi terwujudnya kemerdekaan
Negara ini dari penjajahan
Sekali lagi, kami ucapkan terima kasih
Untuk kalian para jagoan sekalian
Terima kasih kami ucapkan untuk kalian
Para jagoan yang telah berpulang kepada Tuhan
Yang telah memperlihatkan segala kemampuan
Demi terwujudnya kemerdekaan
Negara ini dari penjajahan
Sekali lagi, kami ucapkan terima kasih
Untuk kalian para jagoan sekalian
4. Ode II
dengar, pada hari ini ialah hari hati yang memanggil
dan derap langkah yang berat maju ke satu tempat
dengar, hari ini ialah hari hati yang memanggil
dan kegairahan hidup yang harus jadi dekat
berhenti menangis, air mata kali ini hanya buat si bau tanah renta
atau menangis sedikit saja
buat sumpah yang tergores pada dinding-dinding
yang sudah jadi kuning dan jiwa-jiwa yang sudah mati
dan derap langkah yang berat maju ke satu tempat
dengar, hari ini ialah hari hati yang memanggil
dan kegairahan hidup yang harus jadi dekat
berhenti menangis, air mata kali ini hanya buat si bau tanah renta
atau menangis sedikit saja
buat sumpah yang tergores pada dinding-dinding
yang sudah jadi kuning dan jiwa-jiwa yang sudah mati
atau buat apa saja yang dicintai dan gagal
atau buat apa saja
yang hingga kepadamu waktu kamu tak merenung
dan menampak jalan yang masih panjang
atau buat apa saja
yang hingga kepadamu waktu kamu tak merenung
dan menampak jalan yang masih panjang
dengar, hari ini ialah hari hatiku yang memanggil
kepetangan yang berat mengandung suasana
membersit tanya pada omong-omong orang lalu
mengenangkan segenap akad yang dengan diri kita menyatu
kepetangan yang berat mengandung suasana
membersit tanya pada omong-omong orang lalu
mengenangkan segenap akad yang dengan diri kita menyatu
dengar, o, tanah dimana segala cinta merekamkan dirinya
kawasan terbaik buat dia
ialah hatimu yang kian merah memagutnya
kala ia terbaring di makam senyap pangkuanmu
kawasan terbaik buat dia
ialah hatimu yang kian merah memagutnya
kala ia terbaring di makam senyap pangkuanmu
5. Ode Untuk Guruku yang Mengajar di Sekolah Kampungku yang Reyot
Di tengah ruang kelas yang sumpek dan kurang layak ini
Kau masih saja mengajar dan sepenuh hati
Di tengah ketidakpastian status PNS yang kamu miliki
Kau tak pernah letih mendidik kami
Kau masih saja mengajar dan sepenuh hati
Di tengah ketidakpastian status PNS yang kamu miliki
Kau tak pernah letih mendidik kami
Sekolah kita memang reyot, Guruku
Namun pengabdianmu, tak sereyot bangunan sekolah kita
Ah, guruku
Apakah saya bisa temukan yang sepertimu
Kala saya bersekolah di kota nanti?
Namun pengabdianmu, tak sereyot bangunan sekolah kita
Ah, guruku
Apakah saya bisa temukan yang sepertimu
Kala saya bersekolah di kota nanti?
Guruku,
Mungkin fisikmu nanti akan melemah
Namun cinta dan dedikasimu
Kuharap tak akan pernah melemah
Mungkin fisikmu nanti akan melemah
Namun cinta dan dedikasimu
Kuharap tak akan pernah melemah
Sumber : https://dosenbahasa.com
Cukup hingga di sini contoh-contoh puisi ode pada artikel kali ini. Semoga bisa menambah wawasan Anda. Terima kasih.
Sumber https://borneosembilandua.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar