Pengalaman Eksklusif Aku Bersama Penyakit Muscular Distrophy
Tahukah Anda, ada satu penyakit yang bisa melemahkan otot berjulukan muscular distrophy atau MD? Pernahkah Anda mendengar atau membacanya? Tentu banyak dari Anda yang tidak tahu sama sekali lantaran namanya yang terdengar asing di telinga. Penyakit ini benar-benar ada dan cukup banyak penderitanya dari seluruh dunia. Untuk mengatasi rasa ingin tau Anda, pada artikel kali ini saya akan menjelaskan menyerupai apa penyakit yang satu ini.
Apa itu Muscular Distrophy ?
Muscular distrophy atau distrofi otot yakni homogen penyakit mutasi gen yang menciptakan otot-otot penggagas utama badan si penderita menyusut secara perlahan. Mutasi gen tersebut bisa terjadi lantaran beberapa hal menyerupai perkawinan dengan kekerabatan darah yang akrab (sepupu, kerabat dekat) atau lantaran virus atau lantaran suatu keadaan yang mengganggu janin ketika dalam kandungan. Penyakit gen ini diwariskan oleh ibu dan sering menyerang laki-laki. Penyakit ini sulit untuk dilacak siapa yang pertama mewariskan lantaran menimpa keturunan yang keseribu.
Pengalaman saya sebagai penderita MD
Tidak menyerupai artikel yang biasanya saya buat, kali ini saya ingin membuatkan pengalaman langsung dari sudut pandang seorang penderita MD.
Sejak lahir saya sama menyerupai bayi-bayi pada umumnya, lahir secara normal tanpa ada cacat fisik sama sekali. Begitu juga ketika saya balita hingga di taman kanak-kanak, lincah bergerak kesana kemari. Ketika saya sudah masuk sekolah dasar, badan saya sering demam bahkan hingga lebih dari 40 hari. Awalnya orang bau tanah menduga saya hanya terkena penyakit tipus. Setelah 40 hari itu saya sembuh dan kembali beraktivitas seperi biasa. Tanpa disadari sama sekali semenjak ketika itu otot betis saya mulai sering kram dan cara berlari saya sudah mulai asing menyerupai menari.
Selama bersekolah keadaan badan saya mulai melemah secara perlahan hingga demam itu tiba lagi ketika kelas 6. Sejak itu ketika berjalan saya sudah mulai sering jatuh tanpa sebab. Berlanjut ke SMP, kaki saya sebelah kanan mulai berjalan jinjit jadi selama itu saya mulai berjalan pincang dan sering terjatuh. Dari semenjak ketika itu hingga Sekolah Menengan Atas saya sudah diobati ke mana-mana, entah sudah berapa banyak yang saya datangi dari medis hingga alternatif. Tubuh saya juga makin kurus dan semakin tidak bisa untuk berjalan dan harus menggunakan tongkat. Hingga waktu itu saya bertemu dengan seorang ustadz yang menyarankan saya untuk pergi berobat ke Malaysia. Tapi lantaran ekonomi yang terbatas saya hanya berobat di rumah saja hingga akibatnya saya hanya bisa duduk di bangku roda saja.
Beberapa tahun kemudian, alhamdulillah Allah memperlihatkan saya kesempatan untuk bisa berobat ke Kuching, Malaysia. Di sana saya dibawa ke rumah sakit ahli, waktu itu saya menemui dokter tulang. Karena bukan tulang yang bermasalah saya disuruh ke dokter khusus syaraf. Disana otot-otot saya di tangan dan kaki diperiksa seluruhnya. Setelah itu dokter pun mendapat hasil saya menderita radang otot dan 90% masih bisa disembuhkan serta ada virus di darah saya. Selama pengobatan itu saya hanya diberi vitamin D Kalsium, steroid serta anti biotik. Lama kelamaan mulai membuahkan hasil, virus keluar lewat bintik-bintik di badan saya dan badan saya mulai berisi serta otot-otot mulai bertumbuh.
Setelah pengobatan beberapa tahun, saya dianjurkan oleh dokter untuk melaksanakan biopsi di Kuala Lumpur lantaran kemajuan yang dirasa kurang. Setelah serat otot saya diambil sampel, beberapa ahad lalu hasilnya keluar dan memperlihatkan saya mengidap penyakit muscular distrophy tipe becker. Tipe ini jauh lebih ringan dan masih ada cita-cita untuk jikalau saya rajin terapi. Hingga hari ini, alhamdulillah badan saya sudah mulai normal bertahap meskipun masih banyak yang harus dilatih. Saya bersyukur atas berkat rahmat dari Allah yang menganugerahi saya dengan penyakit ini. Penyakit yang saya derita itu sudah hilang dan virus di darah saya pun bersih. Sekarang yang harus saya lakukan hanya terus berusaha melatih otot saya biar berfungsi normal. Semakin hari badan saya sudah mengalami kemajuan pesat, lengan saya mulai berotot walaupun masih belum bisa mengangkat tangan ke atas secara otomatis. Keseimbangan badan saya sudah mulai kembali normal. Untungnya kelemahan otot saya hanya terjadi di pundak dan lengan serta di penggalan paha sehingga kemajuan saya bisa semakin meningkat.
Akhirnya hingga disini cerita pengalaman langsung saya ini, mudah-mudahan bisa menjadi pandangan gres bagi Anda. Saya berharap siapapun Anda yang membaca bisa sharing artikel ini biar lebih banyak yang tahu. Terima kasih
Komentar
Posting Komentar